Jumlah sampah organik di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) mencapai 70%. Apabila sampah organik tidak diolah maka akan menimbulkan permasalahan lingkungan dan berdampak buruk bagi kesehatan. Di sisi lain, kita bisa memanfaatkan sampah organik menjadi produk-produk yang bermanfaat. Pada artikel ini, akan dijelaskan bagaimana cara mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, pestisida organik, dan eco-enzyme.
1. Pembuatan Pupuk Kompos
Pengomposan terjadi secara alami hampir dimanapun tempatnya. Daun berguguran dari pohonnya, potongan rumput, tumbuhan, dan hewan mati seiring waktu akan terurai. Kompos merupakan hasil dari penguraian bahan organik yang subur, berwarna gelap, dan menyerupai tanah. Penguraian bahan organik dilakukan oleh mikroorganisme yang terdiri dari bakteri dan jamur. Hewan yang hidup di dalam tanah juga membantu proses ini.
Bahan:
- a. Sisa buah-buahan
- b. Kulit telur
- c. Sisa sayuran
- d. Biji-bijian
- e. Ampas kopi atau teh
- f. Kulit kacang
- g. Jerami
- h. Kotoran hewan
- i. Daun kering
Cara membuatnya:
Cara menggunakan pupuk kompos:
- a. Campurkan kompos dengan tanah sebelum ditanami tanaman.
- b. Kubur kompos di antara barisan tanaman. Akar tanaman akan tumbuh dan menyerap unsur hara dari kompos.
- c. Gunakan kompos sebagai mulsa atau tanaman lainnya.
- d. Campurkan tanah dengan kompos sebagai media tanam untuk transplantasi tanaman.
2. Pembuatan Pestisida Organik dari Kulit Bawang Merah dan Putih
Pestisida merupakan racun untuk mengendalikan, menolak, atau membasmi organisme pengganggu atau hama seperti serangga, tikus, gulma, burung, mamalia, ikan, atau mikroba. Pestisida kimia dapat menimbulkan bahaya pada organisme non target dan lingkungan, sehingga pestisida organik adalah alternatif yang lebih aman. Salah satu pestisida organik yang dapat dibuat adalah pestisida dari kulit bawang merah dan putih.
Kulit bawang memiliki senyawa flavonoid dan acetogenin yang berfungsi anti hama. Selain itu, kulit bawang merah dan putih mengandung hormon auksin dan giberelin yang merupakan hormon pemicu pertumbuhan tanaman, serta minyak atsiri yang bersifat penolak serangga (repellent).
Alat dan bahan:
- a. Kulit bawang merah dan putih
- b. Air bersih
- c. Saringan
- d. Semprotan
- e. Wadah plastik atau toples plastik
Cara membuatnya:
Cara menggunakan pestisida organik:
- a. Penyemprotan pestisida organik dapat dilakukan 1 hingga 3 kali dalam seminggu.
- b. Semprotkan pada bagian batang atau daun.
- c. Lakukan penyemprotan pada pukul 09.00 pagi atau sore hari pukul 15.00.
3. Pembuatan Eco-Enzyme dari Kulit Buah dan Sisa Sayuran
Eco-enzyme adalah cairan hasil fermentasi sampah organik, gula, dan air. Cairan ini berfungsi sebagai desinfektan, pembersih, dan memiliki kemampuan membunuh bakteri dan virus. Eco-enzyme mudah dibuat dan bahan-bahannya mudah didapatkan.
Alat dan bahan:
- a. Sisa sayuran atau kulit buah
- b. Gula merah atau tetes tebu (molase)
- c. Air bersih
- d. Saringan
- e. Wadah plastik atau toples plastik
- f. Timbangan
Cara membuatnya:
Cara menggunakan eco-enzyme:
Materi lengkap dapat diakses melalui link berikut: